Friday, October 9, 2020

MUSISI KAMAR? BEDROOM PRODUCER? APA SIH ITU?

 Bedroom producer atau dalam bahasa Indonesianya disebut sebagai musisi kamar. Ya, Mereka menciptakan sebuah karya dalam bermusik di dalam kamarnya sendiri. Kamar tidur yang semestinya menjadi tempat istirahat, malah dijadikan tempat yang produktif untuk menciptakan sebuah karya. Bila menciptakan sebuah musik di ruang studio, itu hal yang biasa saja, semua bisa melakukan hal tersebut, namun bagaimana bila menciptakan sebuah musik di dalam kamar sendiri? Hal tersebut menjadi sorotan dan menjadi keunikan tersendiri bagi para pecinta musik, karena kesulitannya dalam meredam berbagai kebisingan sekitar serta peralatan - peralatan yang tidak secanggih di studio musik. 

Billie Elish, Ed Sheeran juga termasuk ke dalam seseorang yang telah melahirkan sebuah karya di dalam kamar tidurnya. Dan Bedroom Producer asal Indonesia yang karyanya sudah terkenal di mancanegara yaitu Adithya Sofyan. Pelantun lagu 'Sesuatu Di Jogja' ini telah melahirkan banyak karya di ruang kamar tidurnya. Sejak beberapa tahun yang lalu, ia menyulap kamar tidurnya yang sebesa 4 x 5 meter sebagai studio pribadinya. Namun berbeda dengan studio rekaman yang canggih, kamar tidurnya hanya pakai komputer dan mic, lalu suara indahnya diiringi dengan dentingan gitar yang merdu. Hal yang sederhana itu membuatnya menyabet berbagai penghargaan dalam dunia musik. Sudah berbagai macam album yang dikeluarkan hingga kini. Keren bukan? Ternyata melahirkan karya tidak butuh sebuah peralatan canggih dan mewah, yang benar - benar dibutuhkan hanyalah tekad dan usaha. 

Friday, October 2, 2020

BAGAIMANA NASIB DUNIA PERTELEVISIAN DI ERA DIGITAL SAAT INI?

Siapa yang tak tahu mengenai televisi? Ya, semua usia dari muda hingga tua pasti mengetahui benda elektronik yang ditemukan oleh John Logie Baird, seorang penemu asal Skotlandia ini. John Logie Baird menemukan televisi pada tahun 1926, gambar yang dihasilkan pun masih samar - samar kala itu. Seiring berjalannya waktu, televisi terus dikembangkan oleh masyarakat di seluruh dunia, mulai dari tampilan yang samar - samar, kemudian mulai berwarna hitam putih, lalu sudah memiliki warna dasar, hingga saat ini telah dipenuhi dengan berbagai macam warna dengan kualitas yang sangat baik. 

Seiring berkembangnya televisi kemudian mulai bermunculan berbagai macam saluran dan terus berkembang melalui berbagai macam media transmitter yang terus diperbaharui seiring dengan perkembangan televisi masa kini. Siaran yang ditampilkan mulai dari siaran olahraga, berita, kartun/animasi, dan berbagai macam film yang terus berkembang pesat untuk memuaskan para pengguna. Canggihnya dan menariknya dunia pertelevisian tersebut membuat semua orang dari semua kalangan turut serta dalam menikmati tayangan - tayangan yang disajikan oleh televisi, baik tua maupun muda, semua gemar menonton televisi dengan siaran yang sesuai dengan kemauan. 

Namun, dalam beberapa tahun belakangan ini, mungkin sekitar kurang lebih sepuluh tahun terakhir, semenjak kemunculan benda elektronik baru yaitu smartphone atau gadget dan dengan perkembangannya yang sangat cepat, serta kemampuan yang dimilikinya membuat para penikmat televisi mulai beralih, beralih dari penikmat televisi menjadi pecandu smartphone, smartphone dengan segala kecerdasan yang dimilikinya mampu membuat manusia menjadi pecandu. 

Mengapa disebut sebagai pecandu? karena mayoritas pengguna smartphone saat ini sangat bergantung pada smartphone, sehingga ketika smartphone lepas dari tangannya banyak dari mereka yang mengalami gangguan seperti merasa resah, hampa dan kosong. Hal tersebut menjadi pemakluman bagi kita mengapa para penikmat televisi lebih memilih beralih ke smartphone.     

Lalu bagaimana nasib dunia pertelevisian saat ini ketika semua hal diambil alih oleh smartphone? hiburan, berita, olahraga dan lain - lain, semuanya bisa ditemukan di smartphone. Semua itu tergantung pada prinsip pribadi masing - masing, dan tak bisa dipungkiri bahwa penikmat televisi telah berkurang jauh dibanding dulu, apabila para pemilik stasiun televisi dan penyiar televisi idealis dan mempertahankan idealismenya untuk tetap hanya bertahan di televisi, pasti tak lama lagi stasiun televisi mereka akan mengalami collaps atau bangkrut, hal ini dikarenakan jumlah penonton yang sudah berkurang drastis dan dikalahkan oleh para pesaingnya yang memilih untuk memindahkan acara mereka dari media lama ke new media, mengikuti perkembangan zaman yang ada agar tetap mendapat keuntungan. 

Mereka yang realistis, akan membawa usahanya dari media yang kuno ke digital, semua menjadi serba digital dan efisien. Berita yang ada hanya ada di televisi kini sudah merambat ke segala new media yang ada, seperti streaming service, social media, video website, blogs atau vlogs. Hal itu dilakukan agar tidak kehilangan para penonton dan tidak mengalami kerugian. Bukan hanya berita saja yang seperti itu, hampir semuanya seperti itu, bahkan setidak - tidaknya bila mereka tidak memiliki modal yang cukup, mereka tetap merambah di social media, new media yang paling mudah untuk digunakan dan paling murah. 

Televisi hanyalah sekadar barang elektronik, pasti akan terganti oleh barang elektronik yang lebih canggih, namun isi yang ditampilkan di dalamnya itu yang dipindahkan oleh mereka ke dalam barang elektronik lain, jadi kini hampir semua sudah mulai beralih ke new media, namun tetap tak meninggalkan dunia pertelevisian, dikarenakan ada dari masyarakat yang tetap ingin menikmati televisi karena mudah atau memang tak mau beralih meski sudah menggunakan new media juga. 

Apakah ada dampak baik dan dampak buruk dari perpindahan tersebut? tentu saja, semua memiliki dampak, salah satu dampak buruknya yaitu para penyiar kehilangan jati dirinya, banyak dari mereka tidak memegang teguh prinsip dari penyiarannya, mereka menampilkan konten - konten yang hanya akan mendapatkan keuntungan, namun mengabaikan tentang kebenaran dan integritasnya.